Friday, February 14, 2014

Eksplorasi Taman Nasional Baluran



Pagi hari disibukkan dengan orang-orang yang akan mengejar sunrise. Mengingat momen tersebut sangat spesial, segera saya bangun dari tempat tidur, mengambil kamera dan ikut berburu sunrise. Sampai lupa mandi, bahkan sekedar ganti baju sekalipun. Waktu masih menunjukkan jam 5 pagi, tapi langit sudah terang benderang seperti jam 6 pagi. Memang sih di Kawasan Baluran ini sudah mendekati daerah Waktu Indonesia Tengah jadi wajar jika waktu pagi nya lebih terang.


Matahari sudah menampakkan sinarnya. Bentuknya yang berwarna jingga memberikan efek indah yang membentuk siluet dari pohon-pohon yang berada di sekitar Taman Nasional Baluran. Mata langsung disuguhkan pemandangan alam sabana yang luas seperti padang-padang di Afrika yang sering saya lihat di National Geographic.

Setelah selesai hunting foto sunrise, dengan menggunakan Terios, kami kembali menjelajahi dan mengeksplorasi keindahan alam Taman Nasional Baluran yang memiliki luas 25.000 Hektar. Sejauh mata memang terhampar dataran vegetasi sabana yang diselingi dengan pohon-pohon khas daerah kering. Sesekali kami harus mengendap-ngendap karena melihat adanya segerombolan kijang yang sedang mencari makan. Jika mendengar ada yang datang mereka langsung lari ke bagian hutan.

Ada pemandangan unik saat kami kembali ke wisma untuk sarapan pagi. Di depan wisma hadir beberapa monyet rambut mohawk yang siap menyantap makanan yang kita beri. Awalnya cuma satu dua ekor. Tapi lama-lama menjadi banyak. Seperti serbuan dari Planet of The Apes. Beberapa dari mereka bahkan berani masuk wisma jika pintu terbuka. Saya memergokinya sekali, tapi ketika melihat manusia mereka langsung kabur. Mungkin dalam pikirannya wah takut ada kingkong :D.
Ada kejadian lucu saat kami semua berkumpul di depan wisma. Saat melempar-lempar makanan, ada sepasang monyet yang memadu kasih, bahkan beradegan tidak senonoh. Kontan kami semua tertawa melihatnya. Huh dasar monyet :)) Satu kejadian lagi yang tidak saya lupakan yaitu ketika saya menyeduh kopi. Saat akan minum, baru ingat kamera tertinggal di dalam wisma. Kopi panas saya tinggal dan saya masuk mengambil kamera. Ketika saya kembali, ternyata kopi saya sudah diambil satu monyet dan sedang diminum, walau terlihat kepanasan, tetep aja tu monyet ngabisin kopi saya. Lagi-lagi saya cuma bisa berucap, Huh dasar monyet! :D
Semakin siang, semakin panas. Matahari memancarkan sinarnya dengan terik, kurang lebih sekitar 35-40 derajat, padahal waktu baru menunjukkan pukul 10.00 pagi. Bisa kebayang kan panasnya seperti apa. Kalau sudah begitu kita tinggal masuk ke dalam mobil dan ngadem setel AC cukup 2 bar.


Lagi-lagi kami dikejar oleh jadwal yang padat. Kami harus segere meninggalkan Baluran untuk menuju destinasi berikutnya. Dalam setengah jam kami sudah berangkat menuju pelabuhan Ketapang dan dalam waktu satu jam kita menyebrang sudah sampai di Gilimanuk. Welcome to Bali!

Selamat tinggal Pulau Jawa. Dari ujung barat selama tujuh hari kita sudah jelajahi bersama para sahabat petualang hingga ke ujung timur. Saatnya hopping dari pulau ke pulau. Setibanya di Bali, kami sempatkan istirahat dan makan siang dengan menu khas : Ayam Betutu. Perjalanan dilanjutkan menuju tempat istirahat di Pulau Dewata ini yaitu Hotel Santika Kuta. Setelah makan malam di depan hotel, kami semua beristirahat kembali untuk menyiapkan tenaga untuk menuju destinasi berikutnya.

0 comments:

Post a Comment