Setelah kenyang perjalanan kami lanjutkan, tidak lupa membawa bekal untuk di perjalanan karena waktu tempuh untuk mencapai Kota Samarinda 2 jam lagi. Pemandangan sepanjang perjalanan adalah berupa hutan, kebun dan diselingi oleh rumah-rumah penduduk. Ada juga lokasi-lokasi yang dijadikan pertambangan batubara. Daerah ini memang dikenal sebagai produsen batubara terbesar di tanah air. Bayangkan setiap kita menggali tanah, yang ada itu emas hitam alias batubara.
Dan akhirnya tibalah di Kota Samarinda. Kota ini persis di tepian Sungai Mahakam. Melewati Jembatan Mahakam I yang seakan menjadi pintu gerbang untuk memasuki pusat kota. Saat itu sudah memasuki waktu sholat ashar dan kami memutuskan untuk mampir ke mesjid terdekat sebelum check in di hotel.
Sang sopir membawa kami ke sebuah mesjid yang - Subhanallah - megahnya, mirip dengan mesjid yang berada di Mekah. Ternyata kami dibawa ke MASJID ISLAMIC CENTER SAMARINDA. Mesjid terbesar di Pulau Kalimantan, bahkan terbesar dan termegah kedua di Indonesia dan Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal - Jakarta.
Setelah bersujud melakukan shalat, aku sempatkan untuk berkeliling untuk mengetahui lebih jauh tentang masjid megah ini yang letaknya berada ditepi Sungai Mahakam. Dan ternyata setelah melakukan eksporasi masjid ini penuh dengan nilai-nilai filosofi yang islami. Bagus nih untuk postingan di blog pribadiku.
Masjid ini memiliki luas bangunan 43.500 meter persegi dan terdiri dari 7 menara. Angka 7 terbilang istimewa karena cukup banyak makna yang terkandung dalam angka ini seperti jumlah hari, warna, langit, turunan dll. Untuk menara utama tingginya adalah 99 meter yang memiliki makna Asmaul Husma atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99.
Sementara jumlah anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid berjumlah 33 buah anak tangga, sama dengan hitungan dzikir 33 x. Selain menara utama, masjid ini juga memiliki 6 menara yang mengelilingi bangunan utama. Angka 6 menunjukkan jumlah rukun iman.
Perhatikan anak tangganya, ada 33 buah (sumber foto : dokumen pribadi)
Tanpa terasa sudah satu jam aku habiskan untuk mengelilingi masjid ini. Akhirnya dengan berat hati kami pergi meninggalkan untuk segera mencari hotel untuk menginap.
Dan ketika malam saat kami keluar hotel untuk mencari makan malam, kami sempat melewati masjid ini kembali dan melihat pemandangan yang indah dengan cahaya yang terang benderang.
Semoga suatu saat nanti aku bisa bersujud kembali di masjid ini
2 comments:
hmm,, nice trip kang harris, bikin ngiler hehe. ditunggu liputan travel selanjutnya :D
hehehe terima kasih :)
Post a Comment