Namanya Abdul Halim, seorang bule asal Jerman yang sudah 18 tahun tinggal di Indonesia. Dia adalah guru Kayak Dian Ekawati, anggota tim Sumatera1. Dia lah yang menjemput kami di bandara dan...
Dari Bandara Polonia kami dibawa ke rumahnya, diajak menginap ditempatnya dan mempersiapkan kendaraan yang akan membawa kami ke Kutacane dimana kami akan ber arung jeram di Sungai Alas.
Mas Halim, begitu ia dipanggil, seperti sudah mengenal betul kondisi Sungai Alas, dia memberi informasi begitu detail, seperti seorang guide dan kami adalah pengunjungnya.
Jam 5 pagi kami sudah bangun dan jam 6 sudah harus berangkat. Jam 9 kami sudah sampai di Brastagi untuk sarapan pagi. Setelah melalui perjalanan darat selama 5 jam akhirnya kami sampai di Friendship Homestay yang lokasinya tepat dibibir Sungai Alas.
Malamnya kami briefing untuk persiapan besok. Perahu karet untuk arung jeram sudah dipersiapkan oleh PB FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia Pengda Aceh dan akan dibantu oleh Sabaruddin yang menjadi pemandu kami di lapangan dan Mas Halim akan mengawal kita dengan menggunakan kayak nya yang dibawa dari Medan.
Dan hari yang dinantipun telah tiba. Kami mulai dengan doa agar selamat dan toss dengan dayung dengan meneriakkan "ACI! Aku Cinta Indonesia!"
Jeram demi jeram kami lalui mulai grade 1 hingga grade 4 dengan pemandangan yang menakjubkan. Mas Halim mengawal kami dengan baik, bahkan memberi aba-aba jalur mana yang harus kami lalui. Kadang dia terlebih dahulu ke depan untuk mendapatkan angle foto yang bagus.
Kami beristirahat di Taman Nasional Gunung Leuser untuk melihat Laboratorium Penelitian Orangutan. Sayang beberapa waktu lalu tempat ini terbakar, yang ada hanya sisa dan bangunan darurat. Kami juga menemukan orangutan yang sedang bergelantungan di pohon. Disana juga kami bertemu dengan 2 (dua) orang asisten peneliti dari Sumatera Orangutan Concervation Programme (SOCP) yang mengamati secara detail pergerakan dan habit orangutan.
Satu jam berikutnya perjalanan arung jeram kami lanjutkan. Mas Halim dan Dian bertukar tempat. Dian akan mencoba mengarungi Sungai Alas dengan menggunakan kayak. Beberapa grade berhasil dilalui dengan baik. Tiba saatnya memasuki grade 3 yang cukup berbahaya. Halim agak khawatir dan benar saja saat memasuki jeram tersebut kayak Dian terbalik. Cukup lama kami mendekati menolong Dian karena arus yang begitu besar. Akhirnya kami berhasil mencapai Dian dan segera mengangkatnya ke dalam perahu karet.
Dian dan Mas Halim bertukar tempat kembali. Perjalanan dilanjutkan. Mas Halim kembali mengawal kami. Tidak terasa perjalanan sudah selesai. Sudah hampir 5 jam kami didalam air. Dan jarak yang kami tempuh kurang lebih 35 km dari Ketambe ke Kutacane.
Satu yang aku salut dari Mas Halim adalah dia begitu peduli kepada kami. Dia berusaha menjadi tuan rumah yang baik dengan memberikan segala kemampuannya. Dia mengenal betul kondisi Sungai Alas. Dia juga sangat Cinta Indonesia karena menurutnya Indonesia itu sangat indah. Cukup miris mendengarnya sementara banyak orang Indonesia yang lebih suka berpergian liburan ke luar negeri. Sementara bule yang satu ini jatuh cinta dengan Indonesia.
Esoknya kami berpisah. Kami menuju Takengon dan dia kembali ke Medan.
Danke, Mas Halim!
0 comments:
Post a Comment