Friday, February 14, 2014

Jelajah Wisata Alam dan Budaya Lombok

Kali ini saya akan mengunjungi salah satu tempat wisata budaya di Pulau Lombok yaitu Desa Sade Rembitan (bukan Rambitan) yang berada di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Untuk mencapai desa ini cukup mudah, tidak jauh dari Kota Mataram dan berada di jalan utama menuju Pantai Kuta Lombok.



Saat memasuki desa kami disambut Gendang Belik yang merupakan sambutan selamat datang bagi para pengunjung di desa yang dihuni oleh suku sasak ini. Setelah mengisi buku tamu dan mengisi sumbangan seikhlasnya (untuk memasuki desa ini tidak dipungut biaya), selanjutnya kami juga dihibur oleh tarian adat seperti tari Peresean yang menampilkan pertarungan antar dua orang pemuda suku Sasak. Selanjutnya ada tarian mirip tari kecak tapi dibawakan oleh anak laki-laki. Dan terakhir kami dihibur oleh tarian Amak Tempengus yang menghibur karena penampilannya seperti badut namun menggunakan pakaian etnik. Seasekali memonyongkan bibirnya dan membuat gerakan-gerakan lucu sehingga para penonton cukup terhibur.



Setelah disuguhi beragam tarian, seorang pemuda Sasak sekaligus menjadi pemandu mengajak kami berkeliling desa, sambil menjelaskan bahwa penghuni desa ini terdiri dari 150 rumah yang dihuni oleh sekitar 750 orang. Semuanya merupakan keturunan suku sasak dan sudah hidup secara turun temurun hingga 15 generasi.

Masih banyak peninggalan-peninggalan dan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini seperti adanya lumbung padi yang hanya boleh diambil oleh perempuan, tidak boleh laki-laki. Ada juga kebiasaan yang masih dilakukan seperti mengepel lantai dengan menggunakan kotoran kerbau. Hal ini dilakukan agar lantai yang terbuat dari tanah liat itu menjadi mengkilat.
Satu yang masih tetap di pertahankan hingga kini adalah kebiasaan wanita agar bisa menenun kain. Jika seorang wanita tidak bisa menenun, maka dia tidak boleh menikah. Di setiap rumah di desa Sade banyak dijual hasil tenunan mereka sekaligus bisa dibeli oleh para pengunjung. Ditampilkan juga alat untuk menenun dan cara menggunakannya.




Setelah selesai mengunjungi Desa Sade Rembitan, tim Terios 7 Wonders kemudian bergerak menuju Pondok Pesantren Almasyhudien Nahdlatulwathan yang mengelola beberapa sekolah untuk memberikan bantuan buku untuk perpustakaan sekolah dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) Pintar Bersama Daihatsu.
Dalam acara tersebut ditampilkan sebuah drama tentang Putri Mandalika atau Nyale yang sudah sangat melegenda di Lombok. Namun uniknya drama tersebut dibawakan dalam bahasa Inggris oleh para pelajar di pesantren tersebut. Senang rasanya di daerah seperti ini sudah banyak yang pandai menggunakan bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional. Acara siang itu diakhiri dengan makan nasi balap, makanan khas yang unik dari Lombok.
Setelah melakukan kunjungan tersebut tim kemudian bergerak kembali untuk mencari tempat-tempat indah yang masih tersembunyi. Kali ini akan menjelajahi satu tempat wisata alam pantai. Bukan Kuta Lombok. Bukan pula Pantai Senggigi. Kami akan mengunjungi satu pantai yang cukup indah, namanya Pantai Pink.
Perlu waktu 2 (dua) jam dari Mataram untuk mencapai Pantai Pink yang berada di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Melewati hutan-hutan yang kering karena kemarau, juga berbagai jenis jalan mulai dari jalan mulus hingga jalan rusak menjelang lokasi. Dan akhirnya setelah mencari surga yang tersembunyi, akhirnya kita menemukan satu tempat yang memang benar adalah salah satu hidden paradise di Indonesia. Tempat ini jauh dari keramaian, bahkan listrik pun tidak ada. Namun pemandangan alam yang tersaji tidak jauh dari pantai-pantai seperti yang sudah disebutkan di atas. Prioritas untuk pengembangan pariwisata ke depan di tempat ini adalah dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan menyediakan akomodasi untuk para pengunjung. Baik akomodasi untuk menginap maupun akomodasi untuk trip pulang pergi. Cukup lama kami mengeksplorasi tempat ini. Saya sendiri naik ke bukit yang berada di sebelah kanan dan ternyata setelah melihat dari tebing, pemandangan jauh lebih indah dan memang pasir pantai nampak seperti berwarna merah muda alias pink.

Perjalanan kemudian dilanjutkan untuk mengunjungi pantai lainnya yang tidak kalah cantik yaitu Pantai Selong Belanak. Untuk mencapai pantai ini dari Pantai Pink harus melewati bukit-bukit tandus dan jalanan yang berliku. Kami berkejaran dengan waktu karena matahari akan segera tenggelam dan hari sudah akan gelap. Namun akhirnya kami sempat melihat keindahan senja dan munculnya bulan sabit di langit Pantai Selong Belanak yang berada di Lombok Tengah itu.
Hampir sama dengan Pantai Pink, tempat ini juga cukup terpencil. Perlu adanya transportasi dan akomodasi yang memadai sehingga dapat memajukan tempat wisata dan ikut membantu perekonomian masyarakat setempat.


Hari sudah benar-benar gelap ketika kami harus meninggalkan Selong Belanak untuk melanjutkan wisata berikutnya yaitu wisata kuliner di Warung Benega, Senggigi Lombok.

0 comments:

Post a Comment