Friday, November 2, 2012

Semalam di Palembang


Beberapa waktu lalu saya dan beberapa rekan Blogger berkesempatan untuk mengunjungi Kota Palembang dalam rangka meliput SEA Games XVI di Jakabaring Sport City. Waktu yang disediakan hanya 2 hari 1 malam, jadi kita harus pandai-pandai mengatur waktu agar semua acara dan tempat yang ingin kita kunjungi bisa tercapai. Selain meliput SEA Games tentu kami ingin juga melihat-lihat wisata kota, baik wisata alam, budaya atau wisata kuliner.

Hari pertama kami menggunakan pesawat paling pagi dari Jakarta. Pukul 6 pagi sudah berkumpul di sebuah Coffee Shop di Bandara Soekarno Hatta. Setelah sarapan tepat jam 7 take off menuju Palembang dan hanya dalam waktu 55 menit kita sudah mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Setelah mendarat kami langsung dibawa ke Mie Celor 26 H Syafei untuk kembali sarapan. Belum apa-apa sudah wisata kuliner :)

Disela-sela kegiatan meliput SEA Games kami sempatkan untuk melakukan city tour di kota yang terkenal dengan pempek ini. Tujuan pertama tentu saja tempat yang menjadi landmark kota ini. Ya Jembatan Ampera. Jembatan ini berada ditengah-tengah kota Palembang yang menghubungkan wilayah  ulu dan ilir yang  dipisahkan oleh Sungai Musi. Itulah mengapa Palembang  dijululi "Venice of The East" karena kota ini berada ditepian sungai terpanjang di Sumatera itu.
Di bawah Jembatan Ampera terdapat pasar tradisional yang berjualan di tepi sungai Musi yaitu Pasar 16 Ilir. Para pedagang dan pembeli bertransaksi di tempat ini. Biasanya para pedagang membawa hasil bumi menggunakan perahu ke tempat ini. Pasar ini juga berfungsi sebagai terminal pergantian antar moda dari perahu ke bis trans musi, angkot atau becak demikian sebaliknya.


13220331771999511631 
Pasar 16 Ilir

Tidak jauh dari tempat ini terdapat sebuah musium kota yaitu Musium Sultan Mahmud Badarudin II.  Dengan membayar Rp 2.000,- kita sudah bisa masuk dan mengetahui sejarah Palembang dari masa ke masa, dari mulai pra kesultanan jaman kerajaan Sriwijaya hingga masa keemasan jaman kesultanan yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II yang diabadikan dalam uang Rp 10.000,-  Selain sejarah juga disajikan budaya dan adat istiadat masyarakat Sumatera Selatan. Niscaya saat keluar musium ini pengetahuan kita akan bertambah tentang daerah ini.

13220319781673750962 
Pintu Gerbang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Setelah dari tempat ini sempatkan untuk mampir ke Benteng Kuto Besak yang berada tidak jauh dari museum. Tempat ini merupakan salah satu peninggalan kesultanan Sriwijaya yang mempunyai nilai sejarah tinggi dalam mempertahankan kerajaan dari serangan penjajah. Benteng ini dibangun tahun 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin dan baru diresmikan tanggal 21 Februari 1797. Sampai sekarang benteng tersebut masih berdiri kokoh dan tampak gagah dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik.

1322032633214809654 
Benteng Kuto Besak

Setelah mengunjungi kawasan Jembatan Ampera sempatkan mampir di Masjid Agung Palembang peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II. Masjid ini memiliki arsitektur yang unik karena dipengaruhi oleh Cina dan Eropa. Bentuk atap menyerupai klenteng sedangkan pintu masuk tinggi dan besar khas arsitektur Eropa.

13220335351703681159 
Mesjid Agung Palembang

Setelah istirahat sesaat di penginapan, malamnya kami kembali keliling kota dan tempat yang kami tuju adalah  sebuah tempat makan terapung yang berada di tepi Sungai Musi. Sambil menyantap makanan khas kita bisa melihat keindahan Jembatan Ampera di malam hari. Indah sekali.

 1322031240821745683
 Jembatan Ampera di malam hari

Keesokan harinya dilanjutkan dengan acara berburu kain songket khas Sumatera Selatan. Lokasinya berada di Jalan Kiranggo Wirosentiko, Ilir. Disini tersedia koleksi kain songket dari mulai harga puluhan ribu hingga jutaan. Selain kain songket juga terdapat cindera mata khas seperti miniatur Jembatan Ampera, lukisan, dompet dan gantungan kunci.

13220339931210700183
Kain Songket dan cinderamata
 Terakhir jangan lupakan wisata kuliner ciri khas : Pempek. Banyak pilihan untuk makanan yang terbuat dari sagu dan ikan belida ini, biasanya kita mendapat rekomendasi dari teman. Untuk mudahnya coba lihat di bandara pempek merk apa yang paling banyak dibawa penumpang. Banyak   variasi isian dan ragam pempek antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan otak-otak. Selain itu ada juga sajian khas makanan atau cemilan ringan yaitu sarikaya - konon katanya jika suatu acara tanpa adanya makanan ini rasanya kurang afdol. Selain itu ada juga makanan tekwan, mie celor, burgo, lakso, pindang, tempoyak dan kemplang atau kerupuk palembang.

1322034756677711224 
Sarikaya

Itulah sedikit informasi tentang wisata di Kota Palembang baik wisata sejarah, budaya, alam atau kuliner. Walaupun hanya 2 hari 1 malam tapi banyak menyimpan kenangan. Satu pengalaman yang tidak saya lupakan adalah ketika kami berhasil mewawancarai orang nomor 1 di Sumatera Selatan yaitu Bapak Alex Noerdin. Disaat kesibukan yang tinggi dalam rangka SEA Games beliau bersedia diwawancarai kami oleh para blogger. Kurang lebih 2 jam kami mengobrol ringan seputar visi dan misi beliau dalam membangun masa depan Sumatera Selatan. Dan beliau sangat yakin daerah ini akan mampu dan maju sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia.

Saat wawancara dengan Bapak Alex Noerdin

Akhirnya saat untuk kembali ke Jakarta tiba. Waktu benar-benar terasa singkat. Namun dalam waktu singkat tersebut kita sudah bisa berkeliling Kota Palembang untuk melihat hal-hal yang menarik di kota ini yang selama ini hanya didapat dari kabar berita saja. Semoga suatu saat bisa kembali ke kota ini dan mengenal lebih jauh kota dan wilayah yang berada di Sumatera Selatan.

***
foto : koleksi pribadi

0 comments:

Post a Comment