Tuesday, January 12, 2016

Pasar Santa, Pasar Ala Hipster Jakarta


Setahun lalu orang mungkin masih bingung ketika ditanya apa itu "Pasar Santa". Namun kini jika ditanyakan hal yang sama setiap anak muda Jakarta pasti tau. Pasar Santa kini dipenuhi "semangat anak pasar". Semangat para pengusaha muda untuk maju dan berdikari. Jika tetap tidak tau berarti benar-benar out of the date alias ketinggalan jaman. 

Pasar Santa adalah pasar rakyat yang terletak di Jl Cisanggiri II, tidak jauh dari Jl Wolter Mongonsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari di peta ini. Pasar rakyat ini didirikan pada tahun 1971, namun saat itu masih belum permanen. Baru sekitar tahun 2007 dibuat permanen dengan menyediakan sekitar 1.000 kios untuk menyediakan sembako (sembilan bahan pokok). Tetapi karena kalah bersaing dengan pasar modern, selama kurang lebih 7 tahun pasar ini kurang laku. Sudah berbagai cara pengelola berusaha menarik minat para penjual agar membuka kios di tempat ini salah satunya adalah bekerjasama dengan pedagang batik. Namun tetap saja kurang peminat. 

Demikian diungkapkan Bambang Sugiarto yang menjadi Kepala Pengelola Pasar Santa saat ini. Hingga pada sekitar akhir bulan Juli 2014 ada ajakan kerjasama dari komunitas penggemar kopi. Kemudian bergabung juga penggemar piringan hitam, hingga ada juga yang ingin membuka kedai makanan. Akhirnya pengelola pasar bersama komunitas tersebut sepakat untuk membuka dan mempromosikan pasar ini dengan nama "Santa Modern Market" dengan menawarkan harga sewa Rp 3 juta - 3,5 juta per tahun. Kontan dengan biaya sewa super murah itu sekitar 300-an kios langsung ludes tersewa. Secara resmi sekitar bulan Oktober 2014 "Santa Modern Market" dibuka. 

Saat ini semakin banyak dan beragam jenis kios yang dibuka. Selain kios dan kedai kopi, kios jual beli piringan hitam, kedai mie, ada juga kios jual beli buku, kios jajanan waktu SD, ada juga kedai Roti Eneng yang pembuatannya langsung dilakukan ditempat. Kini kaum hipster atau anak-anak nongkrong Jakarta hampir setiap malam selalu memenuhi setiap sudut Pasar Santa, baik di lantai dasar, satu atau dua. Kini mereka tidak lagi nongkrong di mall atau cafe menghabiskan waktu berjam-jam, tapi mereka lebih memilih untuk pergi ke Pasar Santa, baik sebagai pemilik kios maupun sebagai pengunjung. Ekonomi kreatif telah mengubah anak-anak muda penyewa dan pemilik kios tersebut.

Gaya hedonis mereka ubah menjadi seorang entrepreneur yang didasari oleh hobby dan passion. Salah seorang pemilik kedai yang saya wawancarai adalah seorang yang suka nongkrong di mall dan cafe yang menghabiskan waktu berjam-jam sambil ngobrol dengan teman-temannya. Namun ketika mendengar ada kios dengan harga murah di Pasar Santa kontan ia tertarik untuk membuka kedai. Karena selama ini ia mencari tempat sewa tidak ada yang semurah itu. Hobinya yaitu membuat roti dia tuangkan di kedai tersebut. Bahkan setiap weekend yaitu sabtu dan minggu dia berdua dengan pacarnya yang menjadi pramusajinya. 

Salah satu kedai di Pasar Santa Pasar Santa yang dulunya kumuh, becek dan tidak laku, kini berubah menjadi sebuah pasar modern yang banyak dikunjungi anak muda. Pasar ini kembali hidup dan produktif. Inovasi yang sudah dilakukan oleh pengelola pasar, penyewa dan pedagang sudah menghasilkan sesuatu yang berguna dan yang membanggakan adalah peran dari para penyewa yang kebanyakan kaum muda. Ditengah banyaknya kaum muda yang terjerumus narkoba, mereka berhasil merubah paradigma pasar rakyat yang identik dengan pasar kumuh menjadi pasar modern yang menarik.

2 comments:

Hi Mas Harris! Waaah blogmu terakhir update ini udah hampir setahun yang lalu, ya. Sekarang Pasar Santa udah makin sepi nih. Yang bertahan hanya beberapa saja. Kopdar di Pasar Santa rame-rame sama temen blogger yang lain kayaknya asyik deh. Yuk!

yuuk hehe..iya nih mau diidupin lagi blognya

Post a Comment