Setelah delapan hari menjelajahi darat dan satu malam mengarungi laut, di hari ke-9 ini tim Terios 7 Wonders "Amazing Celebes Heritage" melakukan penerbangan menuju Wakatobi. Selain tim darat juga bergabung tim dari Jakarta yang terdiri dari tim Astra Daihatsu Motor (ADM), media dan satu travel blogger cantik Marischka Prudence. Jadi jika selama ini hanya ada 5 blogger laki-laki saja, kini ada sedikit penyegaran dengan adanya bloggerwati tadi.
|
5 blogger + 1 bloggerwati siap eksplorasi Wakatobi |
Penerbangan dari Bandara Haluoleo Kendari menuju Bandara Matahora,
Wakatobi dapat ditempuh dalam waktu 45 menit. Namun karena keterbatasan bandara hanya bisa didarati oleh pesawat kecil. Kami menggunakan pesawat tipe ATR 72 tipe 500 berbaling-baling yang hanya mengangkut 72 penumpang. Jika ingin berkunjung ke sana harus sudah pesan jauh-jauh hari karena pesawat ini hanya satu kali saja melayani Kendari - Wakatobi PP.
|
Inilah pesawat yang mengantar kami ke Wakatobi |
Wakatobi sendiri adalah nama sebuah kabupaten di Sulawesi Tenggara yang merupakan singkatan dari nama-nama pulau di wilayahnya yaitu Pulau Wangiwangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko yang keseluruhannya terdiri dari delapan kecamatan. Wakatobi termasuk satu dari 50 taman nasional yang keberadaannya harus dilindungi. Taman Nasional Wakatobi yang telah ditetapkan sejak tahun 1996 itu memiliki luas 1,39 juta hektar dengan kekayaan bawah laut yang menyimpan begitu banyak keanekaragaman hayati laut termasuk melindungi kondisi terumbu karang yang masuk dalam prioritas utama penyelamatan konservasi laut di Indonesia.
|
Tiba di Bandara Matahora, Wakatobi |
Setelah tiba di Bandara Matahora, kami segera menuju pelabuhan karena perjalanan akan langsung dilanjutkan menuju Pulau Tomia dengan menggunakan perahu bermotor. Kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Saat di dermaga saja pemandangan laut yang berwarna hijau gradasi biru bisa menyegarkan suasana ditengah cuaca yang terik. Segera setelah melepas sauh, perahu mulai mengarungi lautan. Waktu sudah menunjukkan tengah hari dan makan siang kami lakukan di atas perahu sambil menikmati indahnya pemandangan laut dan angin segar.
|
Suasana di Dermaga Wanci, Wakatobi |
Seiring waktu sinyal komunikasi semakin melemah. Kita tidak bisa share lagi keindahan Wakatobi melalui smartphone. Kami hanya bisa memotret dan merekam lalu menyimpannya. Kurang lebih 3 (tiga) jam kami mengarungi lautan dan akhirnya tiba di Dermaga Pulau Tomia menjelang sore. Perjalanan cukup panjang dan alunan ombak rupanya membuat cepat lapar dan ketika melihat warung bakso di ujung dermaga segera saja seluruh tim menyerbu warung tersebut. Duh jauh-jauh ke Tomia cuma mau makan warung bakso yang pemiliknya asli dari Sragen :)
|
Menikmati keindahan laut Wakatobi. Bening kan? :D |
Setelah selesai kami segera dibagi kamar untuk penginapan. Karena keterbatasan tempat tim dibagi tiga penginapan yang rata-rata disulap dari rumah penduduk, Ada yang kebagian di hotel terapung yang lokasinya tepat di bibir pantai, ada juga di penginapan yang berada di tengah permukiman penduduk. Saya sendiri kebagian di penginapan yang juga dijadikan basecamp.
|
Bertemu nelayan yang sedang melaut. Sendirian lho.. |
Tanpa terasa waktu terus berjalan dan terlihat semburan merah di tepi pantai. Waktunya sunset. Segera saja kami menuju pantai dan mengabadikan keindahan senja di Pantai Tomia. Setelah selesai kami kembali ke masing-masing penginapan dan beristirahat untuk mempersiapkan acara puncak esok hari yaitu membawa Daihatsu Terios ke Bukit Cermin di Tomia dilanjutkan dengan diving menikmati keindahan bawah laut Wakatobi.
|
Semburat senja di Pantai Tomia |
3 comments:
Wakatobi ...!!!
Wah, sangat menarik sekali. Jalan-jalan di Wakatobi. Coba kunjungi juga Bangka Belitung (Babel). Banyak pantai dengan pasir putih dengan batu-batu besar yang indah. Tak lupa kuliner dari ikan laut yang tentu menggoyang lidah.
Iya nih Bangka Belitung belum sempat disinggahi. Semoga suatu saat bisa ke sana.
Post a Comment