Thursday, October 9, 2014

Terios 7 Wonders : [Day-4] Sholat Idul Adha di Parepare, Menginap di Tongkonan Tana Toraja


Masjid Agung Parepare
Rasanya agak aneh ketika melaksanakan sholat idul adha di "negeri orang'. Biasanya saya tiap tahun merayakannya bersama keluarga. Tapi kali ini saya melaksanakan sholat idul adha di Parepare, tepatnya di alun-alun Masjid Agung Parepare. Tidak ada ayah dan saudara yang biasanya duduk berdampingan saat sholat ied. Selesai khutbah pun tidak ada orang yang dimintai maaf ataupun meminta maaf karena mereka semua tidak kenal. Tapi saya segera sodorkan tangan kepada siapa saja yang ditemui. Mereka menyambut dengan ramah. Pun ketika kembali ke hotel teman-teman sahabat petualang Terios 7 Wonders menyambut dengan gembira. Inilah keluarga baru saya. Keluarga yang selama 13 hari akan selalu bersama baik senang maupun susah.


Termasuk dengan apa yang dilakukan oleh Astra Daihatsu Motor (ADM) yang pada hari ini akan ikut berbagi dengan menyumbangkan 7 (tujuh) ekor kambing kurban sebagai bagian dari program CSR (Corporate Social Responsible). Saya jadi ingat tahun lalu ketika mengikuti Ekspedisi Terios 7 Wonders Hidden Paradise saat di Labuan Bajo saat itu ADM juga memberikan kambing kurban dengan jumlah yang sama.

Penyerahan 7 ekor kambing kurban kepada imam Masjid Agung Parepare
Penyerahan kambing kurban dilakukan di Masjid Agung Parepare kepada imam masjid bersamaan dengan acara perlombaan marawis tingkat pelajar SMP. Lomba ini sudah memasuki final, jadi tinggal menentukan juara 1,2 dan 3. Masing-masing peserta memberikan penampilan terbaiknya dan semuanya sangat bagus dan menghibur.

Bersama pemenang juara 1 lomba marawis
Setelah acara selesai, kami melanjutkan makan siang di tepi Pantai Parepare yang indah kemudian dilanjutkan menuju destinasi selanjutnya yaitu Rantepao, Tana Toraja dengan melintasi daerah Enrekang, Makale yang menempuh jarak sekitar 210 km. Sekitar pukul 5 sore kami sudah tiba di tugu Selamat Datang Tana Toraja.

Selamat Datang di Tana Toraja
Awalnya cukup senang karena sudah tiba di tempat tujuan. Tapi ternyata perjalanan masih jauh. Masih melewati Kota Rantepao dan beberapa kampung. Sekitar 2 jam dari tugu selamat datang tadi kita baru sampai di tujuan yaitu Desa Adat Lembang Tadongkon, Kesu.

Di tempat ini kami disambut oleh nyanyian dan tarian Pa'gellu yang dibawakan oleh anak-anak. Kemudian disuguhi penganan khas dan kopi yang sudah melegenda yaitu Kopi Toraja. Indah sekali rasanya menyeruput kopi Toraja di tempat asalnya, apalagi sambil dihibur oleh tari-tarian kebudayaan setempat.  

Tarian Pa'gellu


Disambut dengan lagu-lagu daerah yang dibawakan anak-anak
Penganan khas dan Kopi Toraja
Kejutan tidak sampai disitu, tidak lama kemudian kami disuguhi makan makan dengan menu kuliner khas Tana Toraja yaitu Pa'piong Burak yaitu masakan daging ayam yang dicampur dengan batang pisang yang dimasak di dalam bambu. Rasanya jangan ditanya, silahkan coba sendiri.

Kuliner Khas Tana Toraja : Pa'piong Burak
Setelah makan malam selesai masih ada kejutan lainnya yaitu kami diperkenankan untuk menginap di Tongkonan yaitu rumah adat khas Tana Toraja. Jika biasanya kita hanya bisa melihat rumah adat yang bentuknya unik itu, sekarang malah diperbolehkan untuk tidur didalamnya. Sebuah pengalaman baru yang luar biasa.

Suasana di dalam Tongkonan
Di dalam Tongkonan sudah disediakan bantal dan alas tidur yang peraturannya tidak boleh dipindah-pindah. Jadi kepala kita harus tidur di atas bantal yang sudah ditentukan. Tongkonan yang kami inapi cukup sederhana, hanya ada tiga bagian ruang, di depan, tengah dan belakang. Saya sendiri memilih tidur di bagian depan agar bisa melihat pemandangan Tongkonan lainnya yang berjejer di depan rumah. Rasa dingin langsung menusuk ketika waktu sudah menunjukkan tengah malam. Rasanya seperti AC 20 derajat. Segera kami ambil jaket dan selimut sebagai penghangat. Tidak lama kami semua terlelap.

1 comments:

Pada tahun 2014 atau 1435 H Umat Islam di Indonesia mempunyai perbedaan dalam menentukan Idul Adha, namun pada Idul Fitri sama meskipun penentuan 1 Ramadan juga berbeda. Menurut ormas Islam Muhammadiyah penentuan Idul Adha (10 Dzulhujjah) jatuh pada Sabtu, 4 Oktober 2014, sedangkan ormas Nahdatul Ulama dan juga pemerintah menetapkan (10 Dzulhijjah) jatuh pada hari Minggu, 5 Oktober 2014.

Kita harus menghargai perbedaan tersebut dan kita juga harus belajar untuk berkurban. Baca link berikut ini: http://cauchymurtopo.wordpress.com/2014/10/07/indahnya-menghormati-perbedaan-dan-belajar-berkurban/

Post a Comment