Friday, October 17, 2014

Terios 7 Wonders : [Day-8] Menjadi Pengajar dalam Program Daihatsu Berbagi Ilmu

Perjalanan darat melintasi Sulawesi ekspedisi Terios 7 Wonders "Amazing Celebes Heritage" memang sudah berakhir dengan finish di Kendari setelah menempuh hampir 3.000 km dari Manado. Namun masih ada acara yang harus diikuti. Kali ini adalah acara CSR (Corporate Social Responsible) dari Astra Daihatsu Motor (ADM) yang akan menyumbangkan beberapa buku dan memperbaiki perpustakaan sekolah terpilih dalam acara "Daihatsu Berbagi Ilmu dan Bedan Perpustakaan". Acara ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dengan tema "Pintar Bersama Daihatsu". Secara keseluruhan Daihatsu sendiri memiliki 4 (empat) pilar dalam memberikan sumbangan untuk negeri yaitu bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan kesejahteraan.

Perpustakaan SMK Negeri 2 Kendari setelah dibedah Daihatsu
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Ibu Amelia Chandra, Direktur Marketing ADM yang memberikan langsung bantuan buku dan melihat perpustakaan SMK Negeri 2 Kendari yang sudah selesai direnovasi. Juga diserahkan bantuan serupa untuk SDN 1 Kendari Barat dan SMPN 2 Kendari Barat. Khusus untuk SMK 2 Kendari dimana acara berlangsung akan dibuatkan khusus Kurikulum Daihatsu berupa kerjasama jangka panjang diawali dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru SMK hingga ke Jakarta untuk meningkatkan kompetensi.

Ibu Amelia Chandra, Direktur Marketing ADM memberikan testimoninya
Ibu Amelia mengungkapkan saat ini ADM sedang mempersiapkan CSR yang berkesinambungan agar efeknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Rencananya ADM akan mengadakan program Daihatsu Award yang akan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk kemajuan negeri.

Penyerahan bantuan secara simbolis kepada masing-masing kepala sekolah
Sebelumnya para blogger yang ikut dalam ekspedisi ini diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dengan adik-adik pelajar yang menghadiri acara tersebut. Saya sendiri memberikan materi tentang BLOGGING dimana dengan memanfaatkan blog kita bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan, selain berbagi pengetahuan, blog juga bisa menjadi mata pencaharian yang menjanjikan. Blogger lainnya seperti Barry Kusuma, Wira Nurmansyah, Fahmi dan Muhammad Adi alias Cumilebay juga memberikan passionnya di bidang masing-masing. Barry memanfaatkan blog untuk hobi fotografinya, demikian juga dengan Wira. Sementara Fahmi dan Mas Adi lebih konsentrasi di dunia travel blogger dengan menjadi travel writer dan travel consultants.

Menjadi pengajar dengan berbagi ilmu tentang BLOGGING (Foto : @cumilebay)
Dalam kesempatan tersebut saya mencoba membuat survey kecil-kecilan dengan menanyakan apakah mereka suka bermain internet? Hampir semua mengacungkan tangan. Apakah mereka punya akun Facebook? 90% memiliki, akun twitter? 50% memiliki. Ketika ditanya apakah mereka sudah mempunyai blog? Tidak ada satupun yang mengacungkan tangan alias 0%. Sayang sekali ternyata mereka belum banyak mengenal dunia blogging. Namun setelah diberi penjelasan mereka terlihat begitu antusias ingin segera membuat blog dan menulis apa yang mereka inginkan.

Para pelajar begitu serius mengikuti acara.
Setelah acara selesai kami diajak untuk berkeliling kota Kendari dengan menggunakan kendaraan Daihatsu Terios 7 Wonders. Konvoi yang dikawal oleh voizreider itu memasuki jalan-jalan utama dan mendapat sambutan yang cukup antusias dari masyarakat. Setelah hampir satu jam berkeliling kami semua kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak. Sore hari menjelang malam kami diajak oleh sahabat dari Daihatsu Kendari untuk menikmati kuliner khas Kendari. Tentu saja kami semua menyambutnya dengan antusias.

Konvoi Daihatsu Terios keliling kota Kendari
Kuliner yang disajikan adalah Sinonggi, makanan khas Suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara. Sepintas makanan ini mirip Papeda kuliner khas dari Papua dan Maluku. Dan ternyata bahan dasarnya sama yaitu sari pati sagu, namun berbeda dalam penyajiannya. Untuk Sinonggi, jika tepung sudah masak tidak dicampur dengan sayur atau kuah ikan, tergantung selera masing-masing. Saya sendiri awalnya sempat ragu karena dilihat dari bentuknya yang seperti lem. Namun setelah disajikan dan dicampur dengan kuah ikan kuning, plus sambal dabu-dabu, segera saja makanan tersebut tandas dalam piring.

Aneka Kuliner Khas Sulawesi Tenggara

Sinonggi siap santap!

0 comments:

Post a Comment